Pengertian Sampah Organik Dan Anorganik

sadmin

pengertian sampah organik dan anorganik
Pengertian Sampah Organik Dan Anorganik

Istilah “pengertian sampah organik dan anorganik” merujuk pada klasifikasi sampah berdasarkan sifat dan komposisinya. Sampah organik adalah sisa makhluk hidup yang dapat diurai secara alami oleh mikroorganisme, seperti sisa makanan, daun, dan kertas. Sementara itu, sampah anorganik merupakan bahan yang tidak dapat terurai secara alami, seperti plastik, logam, dan kaca.

Pemilahan sampah organik dan anorganik sangat penting untuk pengelolaan sampah yang efektif. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir. Sebaliknya, sampah anorganik perlu didaur ulang atau dibuang dengan benar untuk mencegah pencemaran lingkungan.

Salah satu perkembangan penting dalam pengelolaan sampah organik dan anorganik adalah penggunaan teknologi pengomposan. Teknologi ini memungkinkan penguraian sampah organik dengan lebih cepat dan efisien, menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang dapat digunakan dalam kegiatan pertanian dan pertamanan.

Pengertian Sampah Organik dan Anorganik

Pengelolaan sampah yang efektif memerlukan pemahaman yang jelas tentang pengertian sampah organik dan anorganik. Aspek-aspek penting yang terkait dengan pengertian ini meliputi:

  • Sifat bahan
  • Proses penguraian
  • Dampak lingkungan
  • Metode pengelolaan
  • Jenis sampah
  • Komposisi sampah
  • Pengaruh mikroorganisme
  • Waktu penguraian
  • Nilai ekonomis
  • Peraturan pengelolaan

Aspek-aspek ini saling terkait dan mempengaruhi pengelolaan sampah yang efektif. Sebagai contoh, sifat bahan sampah menentukan metode pengelolaan yang tepat, sementara dampak lingkungan perlu dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan pengelolaan sampah. Dengan memahami aspek-aspek penting ini, kita dapat mengembangkan strategi pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Sifat Bahan

Sifat bahan merupakan aspek krusial dalam pengertian sampah organik dan anorganik. Sifat bahan menentukan kemampuan sampah untuk terurai secara alami, yang menjadi dasar klasifikasi sampah menjadi organik dan anorganik. Sampah organik memiliki sifat mudah terurai oleh mikroorganisme, sedangkan sampah anorganik tidak dapat terurai secara alami.

Contoh nyata sifat bahan yang membedakan sampah organik dan anorganik adalah kandungan karbon. Sampah organik memiliki kandungan karbon yang tinggi, sehingga dapat diurai oleh mikroorganisme. Sebaliknya, sampah anorganik memiliki kandungan karbon yang rendah, sehingga tidak dapat terurai secara alami. Contoh sampah organik yang kaya karbon adalah sisa makanan, daun, dan kertas. Sementara itu, contoh sampah anorganik yang rendah karbon adalah plastik, logam, dan kaca.

Pemahaman tentang sifat bahan sampah sangat penting dalam pengelolaan sampah. Dengan mengetahui sifat bahan sampah, kita dapat menentukan metode pengelolaan yang tepat. Sampah organik dapat dikelola dengan pengomposan, sedangkan sampah anorganik perlu didaur ulang atau dibuang dengan cara yang aman bagi lingkungan.

Proses penguraian merupakan aspek penting dalam pengertian sampah organik dan anorganik. Proses penguraian mengacu pada pemecahan bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana oleh mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Proses ini sangat penting karena memungkinkan sampah organik untuk kembali ke alam dan menjadi sumber nutrisi bagi tanaman.

Proses penguraian dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis bahan organik, suhu, kelembaban, dan keberadaan oksigen. Bahan organik yang mudah terurai, seperti sisa makanan dan daun, akan terurai lebih cepat dibandingkan bahan organik yang sulit terurai, seperti kayu dan plastik. Suhu dan kelembaban yang tinggi juga mempercepat proses penguraian, sedangkan keberadaan oksigen sangat penting untuk proses penguraian aerobik.

Pemahaman tentang proses penguraian sangat penting untuk pengelolaan sampah organik. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses penguraian, kita dapat mengembangkan metode pengelolaan sampah organik yang efektif. Misalnya, pengomposan adalah metode pengelolaan sampah organik yang memanfaatkan proses penguraian aerobik untuk mengubah sampah organik menjadi kompos yang kaya nutrisi.

Dampak lingkungan

Aspek “dampak lingkungan” merupakan bagian integral dari “pengertian sampah organik dan anorganik”. Pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan.

  • Pencemaran tanah

    Pembuangan sampah yang tidak benar, terutama sampah anorganik, dapat mencemari tanah. Bahan kimia berbahaya dari sampah dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari sumber air tanah.

  • Pencemaran air

    Limbah organik yang dibuang ke badan air dapat menyebabkan eutrofikasi, yang mengarah pada pertumbuhan alga yang berlebihan dan kekurangan oksigen bagi kehidupan akuatik.

  • Pencemaran udara

    Pembakaran sampah, terutama sampah plastik, dapat melepaskan gas berbahaya ke atmosfer, berkontribusi pada polusi udara dan perubahan iklim.

  • Gangguan ekosistem

    Sampah yang dibuang sembarangan dapat mengganggu habitat satwa liar, menghalangi pergerakan hewan, dan bahkan menyebabkan kematian.

Dengan memahami dampak lingkungan dari sampah organik dan anorganik, kita dapat mengembangkan strategi pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang sampah dapat membantu meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan melindungi kesehatan masyarakat.

Metode pengelolaan

Metode pengelolaan merupakan aspek penting dalam pengertian sampah organik dan anorganik. Metode pengelolaan yang tepat akan memastikan bahwa sampah dikelola dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Metode pengelolaan sampah organik dan anorganik berbeda-beda, tergantung pada sifat dan karakteristik masing-masing jenis sampah.

Bagi sampah organik, metode pengelolaan yang umum digunakan adalah pengomposan. Pengomposan adalah proses penguraian bahan organik oleh mikroorganisme, yang menghasilkan kompos yang kaya nutrisi. Kompos dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas pertanian.

Sementara itu, untuk sampah anorganik, metode pengelolaan yang sering diterapkan adalah daur ulang. Daur ulang melibatkan pengolahan sampah anorganik untuk mengubahnya menjadi bahan baku baru. Daur ulang dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, sekaligus menghemat sumber daya alam dan energi.

Memahami hubungan antara metode pengelolaan dan pengertian sampah organik dan anorganik sangat penting untuk pengelolaan sampah yang efektif. Dengan memilih metode pengelolaan yang tepat, kita dapat meminimalkan dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, sekaligus memanfaatkan sampah sebagai sumber daya yang berharga.

Jenis sampah

Pengkategorian jenis sampah merupakan aspek penting dalam pengertian sampah organik dan anorganik. Beragam jenis sampah memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda, sehingga memerlukan metode pengelolaan yang sesuai.

  • Sampah rumah tangga

    Jenis sampah yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, seperti sisa makanan, kemasan, dan kertas. Sampah rumah tangga umumnya terdiri dari campuran sampah organik dan anorganik.

  • Sampah industri

    Jenis sampah yang dihasilkan dari kegiatan industri, seperti limbah pabrik, bahan kimia, dan logam berat. Sampah industri umumnya mengandung bahan berbahaya dan beracun, sehingga memerlukan penanganan khusus.

  • Sampah medis

    Jenis sampah yang berasal dari fasilitas kesehatan, seperti jaringan tubuh, obat-obatan, dan jarum suntik. Sampah medis mengandung mikroorganisme berbahaya dan berpotensi menular, sehingga harus dikelola dengan hati-hati.

  • Sampah elektronik

    Jenis sampah yang terdiri dari peralatan elektronik yang sudah tidak digunakan, seperti komputer, ponsel, dan televisi. Sampah elektronik mengandung bahan berbahaya seperti merkuri dan timbal, sehingga memerlukan penanganan khusus untuk mencegah pencemaran lingkungan.

Memahami jenis sampah sangat penting dalam pengelolaan sampah yang efektif. Dengan mengetahui jenis sampah yang dihasilkan, kita dapat menentukan metode pengelolaan yang tepat, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Komposisi sampah

Komposisi sampah merupakan aspek penting dalam pengertian sampah organik dan anorganik karena menentukan sifat dan karakteristik sampah. Komposisi sampah dapat bervariasi tergantung pada sumber, aktivitas, dan lokasi.

  • Jenis bahan

    Komposisi sampah dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis bahannya, seperti kertas, plastik, logam, kaca, dan bahan organik. Komposisi bahan ini mempengaruhi metode pengelolaan sampah yang tepat.

  • Kandungan air

    Kandungan air dalam sampah mempengaruhi berat dan volume sampah. Sampah dengan kandungan air tinggi, seperti sampah organik, lebih berat dan lebih mudah terurai.

  • Nilai kalori

    Nilai kalori sampah menunjukkan jumlah energi yang terkandung dalam sampah. Sampah dengan nilai kalori tinggi, seperti plastik dan kertas, dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi melalui proses insinerasi.

  • Bahan berbahaya

    Beberapa sampah mengandung bahan berbahaya, seperti logam berat, bahan kimia, dan limbah medis. Keberadaan bahan berbahaya ini perlu diperhatikan dalam pengelolaan sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan.

Dengan memahami komposisi sampah, kita dapat menentukan metode pengelolaan sampah yang tepat dan meminimalkan dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Pengaruh Mikroorganisme

Mikroorganisme memegang peranan penting dalam pengertian sampah organik dan anorganik karena kemampuannya menguraikan bahan organik. Penguraian bahan organik oleh mikroorganisme menyebabkan terjadinya proses dekomposisi, yang mengubah sampah organik menjadi bahan yang lebih sederhana dan ramah lingkungan.

Pengaruh mikroorganisme sangat penting dalam pengelolaan sampah organik. Proses pengomposan, misalnya, memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos yang kaya nutrisi. Kompos ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas pertanian.

Selain dalam pengelolaan sampah, mikroorganisme juga berperan dalam proses daur ulang alami. Mikroorganisme dapat menguraikan bahan organik dalam sampah organik, sehingga dapat didaur ulang menjadi bahan baku baru. Proses daur ulang ini dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, sekaligus menghemat sumber daya alam dan energi.

Waktu Penguraian

Dalam pengertian sampah organik dan anorganik, waktu penguraian merupakan aspek penting yang menentukan laju dekomposisi dan pengelolaan sampah yang efektif. Waktu penguraian mengacu pada jangka waktu yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana.

  • Kondisi Lingkungan

    Kondisi lingkungan, seperti suhu, kelembaban, dan pH, sangat mempengaruhi waktu penguraian. Suhu tinggi dan kelembaban yang cukup mempercepat proses penguraian, sementara suhu rendah dan kelembaban rendah memperlambatnya.

  • Jenis Bahan Organik

    Jenis bahan organik juga memengaruhi waktu penguraian. Bahan organik lunak, seperti sisa makanan dan kertas, terurai lebih cepat dibandingkan bahan organik keras, seperti kayu dan tulang.

  • Ukuran Partikel

    Ukuran partikel sampah organik mempengaruhi waktu penguraian. Partikel yang lebih kecil memiliki luas permukaan yang lebih besar, sehingga mikroorganisme dapat lebih mudah mengakses dan menguraikan bahan organik.

  • Keberadaan Oksigen

    Keberadaan oksigen sangat penting untuk proses penguraian aerobik. Penguraian aerobik terjadi lebih cepat dibandingkan penguraian anaerobik, yang terjadi tanpa adanya oksigen.

Memahami waktu penguraian sangat penting untuk pengelolaan sampah organik yang efektif. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi waktu penguraian, kita dapat mengembangkan strategi pengelolaan yang tepat. Misalnya, pengomposan dapat dioptimalkan dengan mengatur kondisi lingkungan, ukuran partikel, dan keberadaan oksigen untuk mempercepat proses penguraian dan menghasilkan kompos berkualitas tinggi.

Nilai ekonomis

Nilai ekonomis merupakan salah satu aspek penting dalam pengertian sampah organik dan anorganik. Nilai ekonomis mengacu pada potensi manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari pengelolaan sampah yang efektif.

  • Penjualan Kompos dan Biogas

    Sampah organik dapat diolah menjadi kompos dan biogas. Kompos dapat dijual sebagai pupuk alami, sedangkan biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Penjualan produk-produk ini dapat menghasilkan pendapatan bagi pengelola sampah.

  • Pengurangan Biaya Pembuangan

    Pengelolaan sampah organik dan anorganik yang efektif dapat mengurangi biaya pembuangan sampah. Sampah yang dikelola dengan baik tidak akan menumpuk di tempat pembuangan akhir, sehingga dapat menghemat biaya pengelolaan tempat pembuangan akhir.

  • Penciptaan Lapangan Kerja

    Pengelolaan sampah organik dan anorganik dapat menciptakan lapangan kerja baru. Industri pengelolaan sampah, seperti pengomposan dan daur ulang, membutuhkan tenaga kerja untuk mengoperasikan fasilitas dan memasarkan produk.

  • Penghematan Sumber Daya Alam

    Daur ulang sampah anorganik dapat menghemat sumber daya alam. Dengan mendaur ulang bahan seperti plastik, kertas, dan logam, kita dapat mengurangi kebutuhan untuk mengekstrak sumber daya alam baru.

Dengan memahami nilai ekonomis dari sampah organik dan anorganik, kita dapat meningkatkan motivasi untuk mengelola sampah secara efektif. Pengelolaan sampah yang efektif tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.

Peraturan Pengelolaan

Peraturan pengelolaan merupakan aspek penting dalam pengertian sampah organik dan anorganik. Peraturan ini mengatur berbagai aspek pengelolaan sampah, mulai dari pengurangan sampah, pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah, hingga pembuangan sampah. Peraturan pengelolaan bertujuan untuk memastikan bahwa sampah dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

  • Pengurangan Sampah

    Peraturan pengelolaan sampah mengatur upaya pengurangan sampah, seperti penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle), pelarangan penggunaan bahan tertentu yang sulit terurai, dan promosi penggunaan produk yang ramah lingkungan.

  • Pemilahan Sampah

    Peraturan pengelolaan sampah mengatur pemilahan sampah organik dan anorganik. Pemilahan sampah ini penting untuk memudahkan proses pengolahan dan daur ulang sampah.

  • Pengumpulan Sampah

    Peraturan pengelolaan sampah mengatur sistem pengumpulan sampah, termasuk jadwal pengumpulan sampah, jenis sampah yang dikumpulkan, dan lokasi pengumpulan sampah.

  • Pengangkutan Sampah

    Peraturan pengelolaan sampah mengatur pengangkutan sampah dari tempat pengumpulan sampah ke tempat pengolahan atau pembuangan sampah. Pengangkutan sampah harus dilakukan dengan menggunakan kendaraan yang tertutup dan memenuhi standar keselamatan.

Peraturan pengelolaan sampah sangat penting untuk memastikan bahwa sampah dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan mematuhi peraturan pengelolaan sampah, kita dapat ikut berkontribusi dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kita.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Bagian ini berisi pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) tentang pengertian sampah organik dan anorganik. FAQ ini akan menjawab pertanyaan umum dan memberikan klarifikasi lebih lanjut tentang topik ini.

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan sampah organik?


Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti sisa makanan, daun, dan kertas. Sampah organik dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme.

Pertanyaan 2: Apa yang dimaksud dengan sampah anorganik?


Sampah anorganik adalah sampah yang tidak berasal dari makhluk hidup dan tidak dapat terurai secara alami, seperti plastik, logam, dan kaca.

Pertanyaan 3: Apa perbedaan antara sampah organik dan anorganik?


Perbedaan utama antara sampah organik dan anorganik adalah kemampuannya untuk terurai secara alami. Sampah organik dapat terurai oleh mikroorganisme, sedangkan sampah anorganik tidak.

Pertanyaan 4: Mengapa penting untuk memilah sampah organik dan anorganik?


Memilah sampah organik dan anorganik penting untuk pengelolaan sampah yang efektif. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang atau dibuang dengan benar untuk mencegah pencemaran lingkungan.

Pertanyaan 5: Bagaimana cara mengelola sampah organik dan anorganik dengan benar?


Sampah organik dapat dikelola dengan pengomposan, sedangkan sampah anorganik dapat dikelola dengan daur ulang atau pembuangan yang benar. Pembuangan sampah yang tidak benar dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan.

Pertanyaan 6: Apa manfaat dari pengelolaan sampah organik dan anorganik yang efektif?


Pengelolaan sampah organik dan anorganik yang efektif dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, menghemat sumber daya alam, mengurangi polusi, dan menciptakan lapangan kerja.

Setelah memahami pengertian sampah organik dan anorganik, kita dapat melanjutkan ke pembahasan tentang metode pengelolaan sampah yang efektif.

Tips Mengelola Sampah Organik dan Anorganik

Pengelolaan sampah yang efektif sangat penting untuk menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat. Berikut adalah beberapa tips untuk mengelola sampah organik dan anorganik dengan baik:

Tip 1: Pilah sampah organik dan anorganik
Pisahkan sampah organik, seperti sisa makanan dan daun, dari sampah anorganik, seperti plastik dan logam, untuk memudahkan pengolahan dan daur ulang.

Tip 2: Gunakan tempat sampah khusus
Sediakan tempat sampah berlabel untuk sampah organik dan anorganik di rumah, kantor, dan tempat umum untuk memudahkan pemilahan sampah.

Tip 3: Kompos sampah organik
Olah sampah organik menjadi kompos dengan cara mengumpulkannya dalam wadah kompos atau membuat lubang kompos. Kompos dapat digunakan sebagai pupuk alami untuk tanaman.

Tip 4: Daur ulang sampah anorganik
Pisahkan sampah anorganik, seperti plastik, kertas, dan logam, untuk didaur ulang. Daur ulang dapat menghemat sumber daya alam dan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Tip 5: Kurangi penggunaan plastik
Kurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, sedotan, dan botol air, untuk mengurangi jumlah sampah anorganik yang dihasilkan.

Tip 6: Gunakan produk ramah lingkungan
Pilih produk yang ramah lingkungan, seperti produk yang dapat diisi ulang, dapat terurai secara alami, atau terbuat dari bahan daur ulang, untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan.

Tip 7: Dukung program pengelolaan sampah
Dukung program pengelolaan sampah yang dijalankan oleh pemerintah atau organisasi lingkungan untuk memastikan bahwa sampah dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Key Takeaway: Mengelola sampah organik dan anorganik dengan baik dapat mengurangi pencemaran lingkungan, menghemat sumber daya alam, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Dengan mengikuti tips ini, kita dapat berkontribusi pada pengelolaan sampah yang efektif.

Transisi ke Bagian Kesimpulan: Tips-tips ini memberikan panduan praktis untuk mengelola sampah organik dan anorganik secara efektif. Dengan menerapkan tips ini, kita dapat mengurangi jejak lingkungan kita dan berkontribusi pada masyarakat yang lebih berkelanjutan.

Kesimpulan

Pemahaman tentang pengertian sampah organik dan anorganik sangat penting untuk pengelolaan sampah yang efektif. Sampah organik dan anorganik memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda, sehingga memerlukan metode pengelolaan yang sesuai.

Salah satu poin penting dalam pengelolaan sampah organik dan anorganik adalah pemilahan sampah. Pemilahan sampah memudahkan proses pengolahan dan daur ulang, sehingga dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Selain itu, pengomposan sampah organik dan daur ulang sampah anorganik dapat menghemat sumber daya alam dan mengurangi pencemaran lingkungan.

Dengan memahami pengertian sampah organik dan anorganik serta menerapkan tips pengelolaan sampah yang efektif, kita dapat berkontribusi pada pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pengelolaan sampah yang baik tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk masyarakat.


Popular Post

Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Cair

Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Cair

Apa Itu Sampah Organik? Sampah organik berasal dari limbah yang bersumber dari makhluk hidup, seperti sisa makanan, daun, dan bahkan ...

Pembuangan Mampet Bikin Sebal? Solusi Ampuh di Sini!

Pembuangan Mampet Bikin Sebal? Solusi Ampuh di Sini!

Atasi saluran pembuangan Anda yang mampet dengan tips efektif kami. Temukan cara mengatasi saluran pembuangan mampet dan kembali tenang.

jelaskan perbedaan antara limbah organik dan limbah anorganik

limbah organik

Cara Bedakan Limbah Organik dan Anorganik, Penting Banget!

Untuk memahami pengelolaan limbah yang efektif, kita harus terlebih dahulu memahami perbedaan mendasar antara limbah organik dan anorganik. Limbah organik ...

jelaskan yang dimaksud bahan limbah

limbah organik

Pahami Bahan Limbah Organik: Pengertian dan Tips Pengelolaan

Penjelasan Limbah: Pengertian, Jenis, dan Pengelolaannya Limbah merupakan bahan sisa yang tidak diinginkan atau tidak memiliki nilai ekonomis setelah melalui ...

sampah organik anorganik dan b3

limbah organik adalah

Sampah Organik Anorganik Dan B3

Sampah merupakan benda atau zat yang tidak diinginkan, tidak berguna lagi, tidak dipakai, dibuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas ...

5 Cara Ampuh Atasi WC Mampet dengan Sunlight

cara mengatasi wc mampet

5 Cara Ampuh Atasi WC Mampet dengan Sunlight

Pendahuluan Atasi WC Mampet dengan Sunlight. WC mampet adalah salah satu masalah umum yang dapat terjadi di rumah, dan dapat ...

Tinggalkan komentar