Pengertian Pengolahan Air Limbah Extended Aeration
Pengolahan air limbah extended aeration adalah metode pengolahan air limbah yang sering digunakan oleh pabrik-pabrik, rumah sakit, gedung perkantoran, dan tempat lain yang membutuhkan pengolahan air limbah. Metode ini adalah salah satu teknologi yang paling sederhana dan ekonomis dalam mengolah air limbah.
Proses pengolahan air limbah extended aeration menggunakan bak aerasi yang ditambahkan dengan alat penghancur dan alat pengaduk. Bak ini berfungsi untuk menyediakan oksigen agar bakteri dapat bekerja secara maksimal dalam proses dekomposisi bahan organik yang terdapat pada air limbah.

Also Read
Proses Pengolahan Air Limbah Extended Aeration
Proses pengolahan air limbah extended aeration terdiri dari beberapa tahapan, di antaranya:
- Proses penghancuran atau penghancuran bahan organik yang terdapat pada air limbah.
- Proses pengadukan atau pencampuran yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua bagian air tercampur rata.
- Proses pengasinan atau penyesuaian pH, yang berfungsi untuk mengurangi keasaman atau kebasaan air limbah.
- Proses pembentukan lumpur aktif yang dihasilkan dari proses metabolisme bakteri pada air limbah.
- Proses pengendapan atau pemisahan air dan lumpur aktif.
- Proses pemompaan air bersih dari lumpur aktif yang telah dipisahkan.
Kelebihan Pengolahan Air Limbah Extended Aeration
Pengolahan air limbah menggunakan metode extended aeration memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
- Metode ini menggunakan teknologi yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga biaya yang dikeluarkan pun relatif murah.
- Proses pengolahan air limbah extended aeration dapat diatur sesuai kebutuhan, sehingga hasil pengolahan air limbah yang dihasilkan lebih berkualitas dan sesuai dengan standar kelayakan lingkungan.
- Proses pengolahan air limbah extended aeration cenderung aman bagi lingkungan, karena tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya.
Kesimpulan
Pengolahan air limbah extended aeration adalah salah satu metode pengolahan air limbah yang paling sederhana dan ekonomis. Selain itu, metode ini juga aman bagi lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, penggunaan metode ini dapat menjadi pilihan yang tepat bagi pabrik-pabrik, rumah sakit, gedung perkantoran, dan tempat lain yang membutuhkan pengolahan air limbah.
Cara Kerja Pengolahan Air Limbah Extended Aeration
Pengolahan air limbah extended aeration adalah suatu proses pengolahan air limbah yang menggunakan bakteri pengurai organik untuk mengurai bahan-bahan organik dalam air limbah. Prinsip kerja dari metode pengolahan ini adalah dengan memasukkan udara ke dalam bak pengolahan, sehingga memberikan oksigen yang cukup untuk bakteri pengurai organik dalam menguraikan limbah.
Proses extended aeration dilakukan pada level biologis, dimana air limbah yang mengandung bahan organik masuk ke dalam bak pengolahan, dan kemudian oksigen ditambahkan ke dalam air limbah. Bakteri pengurai organik kemudian mulai menerapkan proses oksidasi yang membutuhkan oksigen, dimana bahan organik dalam air limbah diubah menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Proses pengolahan ini membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 6 hingga 8 jam untuk perputaran air limbah dalam bak pengolahan. Proses ini berlangsung dalam tahapan yang terdiri dari beberapa tingkat keparahan, dimana pada saat melewati setiap tahap, kualitas air limbah akan terus meningkat. Tahap-tahap dalam pengolahan limbah extended aeration meliputi:
Tahap 1 : Penyaringan
Pada tahap penyaringan, air limbah yang masuk ke dalam bak pengolahan akan dilewatkan melalui filter atau saringan untuk mengurangi kandungan bahan-bahan padat dan mengoptimalkan proses penguraian selanjutnya.
Tahap 2 : Aerasi
Pada tahap aerasi, oksigen ditambahkan ke dalam bak pengolahan untuk memberikan oksigen yang cukup untuk bakteri pengurai organik dalam mengurai limbah. Bakteri pengurai organik membutuhkan oksigen untuk merubah bahan organik dalam air limbah menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Tahap 3 : Sedimentasi
Pada tahap sedimentasi, limbah di biarkan diam agar bagian yang lebih berat seperti endapan mengendap ke bawah dan bagian atas atau yang lebih ringan naik keatas untuk di proses lagi.
Tahap 4: Disinfeksi
Pada tahap disinfeksi, klorin atau bahan kimia lain ditambahkan ke dalam air limbah untuk menghilangkan bakteri dan mikroorganisme yang ada dalam limbah. Hal ini dilakukan untuk membunuh kuman dan mencegah terjadinya penyakit bila air limbah tersebut digunakan kembali.
Sesudah melalui tahapan – tahapan diatas, air limbah yang telah melalui proses pengolahan extended aeration diperkirakan telah memenuhi standar kualitas air limbah sebelum dialirkan ke lingkungan atau digunakan kembali untuk kebutuhan yang sesuai. Namun, pengolahan air limbah extended aeration juga memiliki kekurangan, yaitu biaya operasional yang cukup tinggi dan memerlukan area yang cukup luas untuk bak pengolahan.
Kelebihan Pengolahan Air Limbah Extended Aeration
Pengolahan air limbah menjadi semakin penting untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Salah satu metode yang banyak digunakan adalah pengolahan air limbah extended aeration. Metode ini memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya sangat baik untuk digunakan dalam pengolahan air limbah.
1. Menghasilkan Air Limbah yang Bersih dan Aman
Proses pengolahan air limbah extended aeration dapat menghasilkan air limbah yang bersih dan aman bagi lingkungan. Proses ini melibatkan aerasi yang cukup lama sehingga bakteri yang digunakan dalam pengolahan dapat menguraikan bahan organik yang terkandung dalam air limbah secara sempurna. Hal ini membuat air limbah yang dihasilkan bebas dari bahan-bahan berbahaya dan dapat kembali digunakan untuk berbagai keperluan.
2. Biaya Operasional yang Relatif Lebih Rendah
Meskipun proses pengolahan air limbah extended aeration membutuhkan waktu yang cukup lama, namun biaya operasional yang dikeluarkan relatif lebih rendah dibandingkan dengan metode pengolahan lainnya. Hal ini karena metode ini membutuhkan biaya perawatan yang lebih sedikit dan menggunakan bakteri alami untuk menguraikan bahan organik dalam air limbah.
3. Dapat Digunakan untuk Berbagai Jenis Air Limbah
Metode pengolahan air limbah extended aeration bisa digunakan untuk berbagai jenis air limbah, seperti limbah rumah tangga, limbah industri dan pertanian. Hal ini membuat metode ini sangat fleksibel dalam penggunaannya.
4. Dapat Menjaga Konsistensi Kualitas Air Limbah
Proses pengolahan air limbah extended aeration diatur secara otomatis oleh sistem kontrol otomatis. Hal ini memungkinkan pengontrolan suhu, pH, dan oksigen dalam air limbah secara terus-menerus. Dengan demikian, kualitas air limbah yang dihasilkan akan tetap konsisten.
5. Ramah Lingkungan
Metode pengolahan air limbah extended aeration adalah metode yang sangat ramah lingkungan. Proses pengolahan ini tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, melainkan menggunakan bakteri alami untuk menguraikan bahan organik dalam air limbah. Hal ini menjadikan metode ini sangat aman bagi lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran yang lebih lanjut.
Dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, metode pengolahan air limbah extended aeration sangat layak untuk dijadikan pilihan dalam mengatasi permasalahan limbah cair. Selain itu, penggunaan metode ini juga diharapkan dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan cara yang lebih baik.
Kekurangan Pengolahan Air Limbah Extended Aeration
Pengolahan air limbah adalah proses penting untuk memastikan bahwa air yang digunakan kembali untuk berbagai keperluan seperti irigasi, air minum atau air untuk mandi yang aman dan bebas dari zat berbahaya. Pengolahan air limbah extended aeration telah menjadi pilihan yang umum digunakan di Indonesia untuk membantu mengolah air limbah menjadi air yang dapat digunakan kembali.
Extended aeration adalah salah satu teknologi pengolahan air limbah yang menerapkan proses penguraian biologi terhadap bahan organik dalam air limbah. Proses ini dilakukan di dalam bak aerasi yang memiliki mekanisme untuk menjaga lingkungan aerasi dan membantu mengurangi konsentrasi zat organik dalam air limbah. Walaupun pengolahan air limbah extended aeration memiliki banyak kelebihan, namun juga memiliki beberapa kekurangan yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk menggunakan teknologi ini.
Membutuhkan Waktu Yang Lama
Pengolahan air limbah extended aeration membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan teknologi pengolahan air limbah lainnya. Waktu yang dibutuhkan biasanya berkisar antara 24 – 48 jam. Hal ini disebabkan oleh proses biologi yang dilakukan dalam bak aerasi dan proses sedimentasi pada tahap akhir pengolahan. Jika waktu tidak diperhatikan dengan baik, maka hasil pengolahan air limbah dapat terganggu dan bahkan dapat menjadi lebih buruk.
Persyaratan Penggunaan Yang Ketat
Selain waktu yang lama, pengolahan air limbah extended aeration juga memiliki persyaratan penggunaan yang ketat. Suhu harus tetap dijaga pada kisaran 0 – 40°C dan pH harus terjaga pada kisaran 6,5 – 8,5. Hal ini memerlukan pengawasan yang ketat dan konsisten agar kondisi dalam bak aerasi dapat tetap stabil dan proses pengolahan dapat berjalan dengan baik.
Berpotensi Menimbulkan Bau Tak Sedap
Selama proses pengolahan, kotoran dan bahan organik dalam air limbah akan berubah menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Namun, sama seperti teknologi pengolahan air limbah lainnya, pengolahan air limbah extended aeration juga berpotensi menimbulkan bau tak sedap yang cukup menyengat. Oleh karena itu, bak aerasi harus direncanakan dan dirancang dengan baik agar dapat mengurangi pengaruh bau tak sedap terhadap lingkungan di sekitarnya.
Kesimpulan
Pengolahan air limbah extended aeration memang memiliki beberapa kekurangan yang harus diperhatikan. Namun, teknologi ini tetap menjadi pilihan yang umum digunakan di Indonesia dan telah membantu mengolah air limbah menjadi air yang aman dan dapat digunakan kembali. Penting untuk memperhatikan waktu, persyaratan penggunaan dan bau tak sedap dalam pengolahan air limbah extended aeration agar proses pengolahan dapat berjalan dengan lebih baik dan efektif.
Contoh Implementasi Pengolahan Air Limbah Extended Aeration
Salah satu contoh implementasi pengolahan air limbah extended aeration adalah pada pabrik makanan. Pabrik makanan memproduksi air limbah yang mengandung zat-zat organik dari bahan baku makanan. Zat organik ini harus dihilangkan dari air limbah sebelum dibuang ke lingkungan karena bisa mencemari lingkungan dan menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.
Pabrik makanan biasanya menggunakan instalasi pengolahan air limbah extended aeration untuk mengolah air limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pengolahan air limbah extended aeration terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
Air Limbah Pertama Dikelompokkan
Pada tahap pertama, air limbah yang dihasilkan pada pabrik makanan di kelompokkan. Air limbah dari setiap jenis bahan baku dipisahkan dan diolah secara terpisah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pengolahan dan meminimalkan kontaminasi.
Penyaringan Awal
Tahap kedua adalah penyaringan awal. Air limbah dari setiap bahan baku dipompa ke dalam sebuah bak yang dilengkapi dengan filter. Filter ini berfungsi untuk menangkap partikel-partikel besar yang terdapat pada air limbah. Partikel-partikel besar ini bisa menyumbat saluran pipa dan merusak mesin yang digunakan pada tahapan selanjutnya.
Pengolahan Air Limbah dengan Bakteri
Tahap ketiga dari proses pengolahan air limbah extended aeration adalah pengolahan air limbah dengan bakteri. Bakteri yang digunakan dalam pengolahan air limbah extended aeration adalah bakteri aerob. Bakteri aerob ditumbuhkan dalam sebuah bak yang berisi air limbah. Bakteri bertugas untuk memakan zat-zat organik yang terdapat pada air limbah dan mengubahnya menjadi air dan udara. Proses ini disebut dengan istilah oksidasi biologis. Air limbah yang sudah diolah oleh bakteri kemudian dilewatkan ke tahap selanjutnya.
Penyaringan Akhir
Tahap keempat dari proses pengolahan air limbah extended aeration adalah penyaringan akhir. Pada tahap ini, air limbah yang sudah diolah oleh bakteri dilewatkan ke dalam sebuah bak yang dilengkapi dengan filter yang lebih halus. Filter ini berfungsi untuk menangkap partikel-partikel kecil yang terdapat pada air limbah. Air limbah yang sudah bersih kemudian dilewatkan ke tahap terakhir.
Pemantauan Kualitas Air Limbah
Tahap terakhir dari proses pengolahan air limbah extended aeration adalah pemantauan kualitas air limbah yang dihasilkan. Pabrik makanan harus memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan sudah memenuhi standar kualitas air limbah yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengujian kualitas air limbah secara berkala dalam laboratorium. Jika air limbah tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan, maka pabrik harus melakukan tindakan korektif sehingga air limbah yang dihasilkan sudah ramah lingkungan.