Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit: Proses dan Teknologi

Pengenalan limbah cair kelapa sawit

proses pengolahan limbah cair kelapa sawit

Limbah cair kelapa sawit atau sering disebut sebagai POME (Palm Oil Mill Effluent) merupakan hasil dari proses ekstraksi minyak kelapa sawit di pabrik kelapa sawit. POME terdiri dari berbagai bahan organik seperti pelepah daun, tandan buah segar (TBS), tandan kosong (TK), tempurung kelapa sawit serta lumpur POME yang terpisah selama proses pencucian. Salah satu ciri khas POME adalah memiliki tingkat pencemaran yang tinggi seperti BOD, COD, dan TSS. Oleh karena itu, pengolahan limbah cair kelapa sawit memerlukan proses yang tepat sehingga limbah cair kelapa sawit dapat diolah menjadi air bersih dengan kadar bahan pencemar yang diijinkan.

Proses pengolahan limbah cair kelapa sawit

proses pengolahan limbah cair kelapa sawit

Proses pengolahan limbah cair kelapa sawit terbagi menjadi beberapa tahapan seperti pre-treatment, anaerobic treatment, aerobik treatment dan tertiary treatment.

Pre-treatment

tahap pre-treatment pada sistem pengolahan limbah cair kelapa sawit

Tahap Pre-treatment pada umumnya mencakup penyaringan (screening), pelarutan udara (air floatation), pengendapan (sedimentasi) dan koagulasi/flokulasi. Tahap pre-treatment bertujuan untuk menghilangkan bahan padat yang terdapat pada POME seperti kulit buah, selulosa, pelepah dan debit lumpur yang besar, sebelum diolah pada tahapan selanjutnya.

Anaerobic treatment

proses anaerob pada sistem pengolahan limbah cair kelapa sawit

Tahapan Anaerobic treatment atau yang lebih dikenal sebagai anaerobic digestion merupakan tahap pengolahan limbah cair kelapa sawit untuk menghasilkan gas metana dan limbah cair dengan kandungan BOD yang lebih rendah. Pada tahap ini bak anaerobik digunakan sebagai tempat bakteri anaerob (bakteri yang tidak membutuhkan oksigen) hidup dan menguraikan senyawa organik dari limbah cair. Hasil dari anaerobic digestion ini adalah gas metana yang dapat terbakar untuk menghasilkan listrik dan limbah cair dengan kadar BOD menjadl lebih rendah yaitu sekitar 60-80% dari BOD awal.

Aerobik treatment

aerob treatment pada sistem pengolahan limbah cair kelapa sawit

Tahap Aerobik treatment merupakan tahap pengolahan limbah cair kelapa sawit dimana air limbah diserap oleh bak terkolonisasi bakteri aerob (bakteri yang membutuhkan oksigen). Bakteri aerob menguraikan bahan organik yang belum terurai pada pengolahan anaerobik dan hasilnya CO2 dan H2O yang tidak beracun. Di tahap ini sering juga menggunakan media seperti ember, kelapa sawit terurai, filter bio dan lain-lain untuk meningkatkan daya sangkal bakteri sehingga produksi air bersih dari limbah cair kelapa sawit semakin terjamin.

Tertiary treatment

tahap tertiary tidak langsung pada sistem pengolahan limbah cair kelapa sawit

Tahap Tertiary treatment pada umumnya digunakan jika air yang dihasilkan dari tahap sebelumnya memiliki kadar zat yang masih tinggi. Tahap ini bertujuan untuk mengambil zat zat yang belum terambil pada tahap sebelumnya. Metode yang biasanya digunakan adalah pengolahan kimia dengan menggunakan koagulan, adsorben, atau filter.

Dengan proses pengolahan limbah cair kelapa sawit, maka limbah cair kelapa sawit yang tadinya berbahaya bisa diolah menjadi air bersih yang memiliki sedikit bahan pencemar dan dapat digunakan kembali untuk berbagai keperluan.

Tahap Mekanis Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit

Limbah Cair Kelapa Sawit

Pada tahap ini, limbah cair dari pabrik pengolahan kelapa sawit akan melalui beberapa tahap proses pengolahan untuk memisahkan kotoran-kotoran dan zat padat lainnya agar tidak mencemari lingkungan. Berikut adalah penjelasan tentang tahap-tahap mekanis pengolahan limbah cair kelapa sawit:

1. Screening

Screening Limbah Cair

Proses pertama dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit adalah proses screening. Pada tahap ini, limbah cair yang keluar dari pabrik akan disaring menggunakan alat berupa saringan halus. Tujuan dari proses screening adalah untuk memisahkan kotoran-kotoran yang masih besar atau kasar yang terdapat pada limbah cair, seperti ranting dan biji sawit.

2. Sedimentasi

Sedimentasi Limbah Cair

Pada tahap kedua, limbah cair masuk ke dalam bak sedimentasi untuk menjalani proses sedimentasi. Di dalam bak sedimentasi, limbah cair akan didiamkan dalam waktu yang cukup lama, sehingga partikel-partikel zat padat yang masih mengendap dalam limbah dapat terpisah dari cairan. Setelah itu, partikel-partikel tersebut akan mengendap dan terpisah dari air, sehingga limbah cair yang kotor bisa dibuang dan air yang jernih dapat diolah lebih lanjut.

Selama proses sedimentasi, partikel-partikel yang mengendap di dalam bak akan dipisahkan menggunakan alat yang disebut scraper. Scraper akan memisahkan partikel tersebut ke dasar bak dan membawa partikel tersebut ke bagian tengah atau pinggir bak untuk dibuang.

3. Penyaringan

Penyaringan Limbah Cair

Tahap terakhir dalam proses pengolahan limbah cair kelapa sawit adalah proses penyaringan. Pada tahap ini, limbah cair yang telah melalui proses screening dan sedimentasi mengalir melalui beberapa media penyaringan untuk memisahkan partikel-partikel yang masih kecil atau halus yang masih terbawa oleh air, agar air yang dihasilkan bisa lebih jernih.

Media penyaringan tersebut bisa menggunakan berbagai jenis material, seperti pasir, batu kerikil, arang aktif, serat kelapa, dan lain sebagainya.

Selain proses-proses di atas, pada tahap pengolahan limbah cair kelapa sawit, dapat dilakukan juga proses-proses pendukung lainnya, seperti aerasi, koagulasi, flokulasi, dan lain sebagainya. Semua proses ini bertujuan untuk memperoleh air yang aman dan ramah lingkungan untuk dibuang atau digunakan kembali dalam proses produksi kebun kelapa sawit.

Tahap kimia pengolahan limbah cair kelapa sawit


Tahap kimia pengolahan limbah cair kelapa sawit

Proses pengolahan limbah cair kelapa sawit tidak bisa diabaikan begitu saja. Hal ini disebabkan karena limbah cair kelapa sawit memiliki kandungan BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang sangat tinggi dan jikalau dibuang tidak diolah maka akan mencemari lingkungan serta mengakibatkan kerusakan pada ekosistem. Oleh karena itu, dalam proses pengolahan ini, tahap kimia pengolahan limbah cair kelapa sawit cukup penting dilakukan untuk mengurangi kandungan BOD dan COD pada limbah cair tersebut.
Tahap ini membutuhkan bahan kimia pengendap sebagai penurun kadar BOD dan COD. Biasanya digunakan koagulan-klandestin, yang dapat membantu dalam pengendapan partikel dari limbah cair kelapa sawit. Komposisi bahan kimia pengendap perlu ditentukan secara hati-hati agar tidak merusak dan mengubah kualitas air limbah itu sendiri. Selain itu, proses kimia dan pengolahan lainnya juga memerlukan pengawasan dan kontrol yang ketat agar efektif dan aman.
Setelah proses pengolahan limbah cair kelapa sawit selesai, limbah tersebut bisa digunakan kembali sebagai sumber energi atau pupuk organik yang berguna bagi lahan pertanian atau kebun kelapa sawit.

Tahap biologi pengolahan limbah cair kelapa sawit

Kelapa Sawit Limbah Cair

Setelah tahap mekanis, limbah cair kelapa sawit yang masih kotor dan belum memenuhi syarat untuk dibuang, akan masuk ke tahap biologi pengolahan. Tahap ini berguna untuk memurnikan limbah cair dan menghilangkan bahan-bahan yang berbahaya. Secara garis besar, terdapat dua proses utama dalam tahap biologi pengolahan, yaitu pengolahan secara anaerob dan aerob.

Pengolahan anaerob

biogas anaerobik

Pada tahap ini, limbah cair dimasukkan ke dalam tangki anaerob. Tangki anaerob adalah tempat dimana limbah akan diproses secara biologi tanpa adanya udara. Di dalam tangki anaerob terdapat sejumlah bakteri anaerob yang menguraikan bahan organik dalam limbah cair. Proses ini akan menghasilkan gas metana yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternative.

Gas metana yang dihasilkan oleh proses anaerobik memiliki nilai energi yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar. Gas metana ini dapat dijadikan sebagai sumber energi bagi pabrik kelapa sawit itu sendiri atau didistribusikan sebagai sumber energi alternatif bagi masyarakat sekitar.

Pengolahan aerob

pengolahan air aerobik

Setelah proses anaerobik, limbah cair masih mengandung senyawa organik yang sulit diuraikan. Oleh karena itu, limbah cair kelapa sawit kemudian diproses secara aerobik untuk menghilangkan senyawa organik tersebut. Proses ini dilakukan pada bak pengolahan aerob. Pada tahap ini, limbah akan dicampur dengan udara dan bakteri aerob sehingga senyawa organik dalam limbah dapat diuraikan menjadi senyawa anorganik yang lebih stabil.

Pengolahan limbah cair kelapa sawit secara aerobik biasanya menggunakan sistem empat tahap. Setiap tahap harus berlangsung selama beberapa hari agar senyawa organik dalam limbah benar-benar teruraikan secara sempurna. Sistem pengolahan aerobik ini biasanya akan menghasilkan limbah cair yang jauh lebih bersih dan aman untuk dibuang ke lingkungan sekitar.

Dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit, tahap biologi sangatlah penting. Tahap ini akan memastikan bahwa limbah cair yang dihasilkan pabrik kelapa sawit benar-benar aman bagi lingkungan sekitar. Selain itu, pengolahan limbah cair secara biologi juga akan menghasilkan gas metana dan limbah cair yang dapat dimanfaatkan kembali oleh industri kelapa sawit itu sendiri maupun masyarakat sekitar.

Pemanfaatan limbah hasil pengolahan limbah cair kelapa sawit

Pemanfaatan limbah hasil pengolahan limbah cair kelapa sawit

Limbah hasil pengolahan limbah cair kelapa sawit adalah salah satu limbah pabrik kelapa sawit yang memiliki banyak manfaat jika dimanfaatkan secara optimal. Limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, pakan ternak, serta briket kayu sebagai pengganti bahan bakar fosil.

Pupuk organik

Pupuk organik

Proses pengolahan limbah cair kelapa sawit menghasilkan limbah organik yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pupuk organik ini dapat digunakan untuk menambah unsur hara dalam tanah yang diperlukan oleh tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Selain itu, pupuk organik juga dapat meningkatkan kualitas tanah dan membantu menjaga keseimbangan lingkungan.

Pakan ternak

Pakan ternak

Limbah hasil pengolahan limbah cair kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Limbah ini mengandung protein dan serat yang tinggi, sehingga cocok untuk dijadikan pakan ternak, seperti sapi, kambing, dan domba. Dengan memanfaatkan limbah ini sebagai pakan ternak, maka akan mengurangi biaya pengadaan pakan untuk ternak, serta membantu mengurangi limbah dari pabrik kelapa sawit.

Briket kayu

Briket kayu

Selain sebagai pupuk organik dan pakan ternak, limbah hasil pengolahan limbah cair kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan briket kayu. Briket kayu ini dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak. Dengan demikian, penggunaan briket kayu dari limbah kelapa sawit ini dapat membantu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang berbahaya bagi lingkungan.

Pengolahan limbah cair kelapa sawit yang ramah lingkungan

Pengolahan limbah cair kelapa sawit yang ramah lingkungan

Pengolahan limbah cair kelapa sawit ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah ini, maka akan mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke lingkungan, sehingga dapat mengurangi pencemaran air dan udara. Selain itu, pengolahan limbah cair kelapa sawit yang ramah lingkungan juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar pabrik kelapa sawit.

Kesimpulan

Kesimpulan

Limbah hasil pengolahan limbah cair kelapa sawit memiliki banyak manfaat jika dimanfaatkan secara optimal. Limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, pakan ternak, dan briket kayu sebagai pengganti bahan bakar fosil. Selain itu, pengolahan limbah cair kelapa sawit yang ramah lingkungan dapat membantu mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar pabrik kelapa sawit.

Check Also

Cara Pengolahan Limbah Cair Domestik

Cara Pengolahan Limbah Cair Domestik

Pengertian Limbah Cair Domestik Limbah cair domestik adalah jenis limbah yang paling sering ditemukan di …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *